
jejakkasus.co.id, MUARA ENIM – Niat baik silaturahmi yang diupayakan Himpunan Mahasiswa Muara Enim (HIMA Muara Enim) kepada Bupati Muara Enim, Edison, pada Kamis (2/10/2025) berakhir dengan kekecewaan. Bukan sambutan hangat yang didapat, melainkan perlakuan tidak terpuji dari ajudan pribadi Bupati, Angga Arista, yang membuang surat kunjungan HIMA Muara Enim secara sembarangan.
Peristiwa ini terjadi setelah rombongan HIMA Muara Enim menunggu sejak pukul 15.00 WIB hingga menjelang 19.30 WIB. Alih-alih diberikan penjelasan, para mahasiswa justru menyaksikan langsung surat kunjungan resmi yang mereka ajukan untuk bertemu Bupati dibuang tanpa alasan yang jelas.
Ketua Umum HIMA Muara Enim, Wahyoedien Abdoellah, menyampaikan kekecewaannya.
“Kami datang dengan niat baik untuk bersilaturahmi, mempererat hubungan, serta menyampaikan aspirasi mahasiswa bagi pembangunan daerah. Namun, surat resmi kami justru dibuang begitu saja oleh ajudan Bupati di area garasi rumah dinas. Ini bukan hanya pelecehan terhadap organisasi kami, tetapi juga pelecehan terhadap etika dan martabat komunikasi antara pemerintah dan masyarakat,” tegas Wahyoedien.
Ia menilai tindakan tersebut mencoreng wajah pemerintahan Kabupaten Muara Enim.
“Seorang pemimpin seharusnya mencontohkan keterbukaan, bukan menutup ruang silaturahmi. Jika ajudan pribadi saja sudah berlaku arogan, bagaimana publik bisa percaya pada kepemimpinan yang mestinya hadir untuk rakyat?” ujarnya.
Insiden ini memicu gelombang kritik dari kalangan mahasiswa dan masyarakat. Publik menilai pemerintah daerah seharusnya menjadi ruang dialog, bukan tembok yang menolak suara generasi penerus.
Kasus ini sekaligus menjadi peringatan pentingnya etika pejabat beserta perangkatnya dalam menjalankan tugas. Sebab, keangkuhan sekecil apa pun dalam lingkup kekuasaan dapat mencederai kepercayaan rakyat yang telah menaruh harapan pada pemerintahannya.
(Ical)