CIREBON, jejakkasus.co.id – Para nelayan di kawasan Kejawanan, Kota Cirebon, mengaku sangat terbantu dengan adanya pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar yang disuplai oleh sejumlah perusahaan transportir BBM, salah satunya PT Indah Senergi Group (ISG).
Solar menjadi kebutuhan utama bagi para nelayan sebagai bahan bakar penggerak mesin kapal, terutama bagi kapal dengan kapasitas mesin 10 hingga 30 Gross Ton (GT) ke atas.
Kehadiran pasokan BBM dari perusahaan transportir membuat aktivitas nelayan kembali berjalan lancar setelah sempat terhenti akibat kelangkaan solar.
Salah satu nelayan berinisial A, pemilik kapal 30 GT, mengungkapkan rasa syukur atas kehadiran transportir BBM di wilayah Kejawanan.
“Kami senang dan sangat terbantu dengan adanya transportir seperti PT Indah Senergi Group. Sudah tiga minggu kami kekurangan pasokan solar. Sekarang, dengan adanya pasokan tersebut, kami bisa kembali melaut untuk mencari ikan,” ujarnya, Selasa (4/11/2025).
Berdasarkan pantauan awak media di lapangan, aktivitas para nelayan sangat bergantung pada ketersediaan solar.
Ketika pasokan solar kosong, banyak kapal terpaksa bersandar di pelabuhan karena tidak dapat beroperasi.
Kondisi tersebut berdampak langsung terhadap penghasilan nelayan dan kebutuhan ekonomi keluarga mereka.
“Menjadi nelayan adalah mata pencaharian utama warga pesisir Cirebon. Ikan hasil tangkapan menjadi sumber penghidupan sehari-hari. Jadi, kalau solar tersedia, aktivitas melaut bisa kembali berjalan dan ekonomi keluarga terbantu,” ujar salah satu nelayan lainnya.
Sementara itu, pihak perusahaan transportir BBM yang beroperasi di wilayah Kejawanan diketahui telah dilengkapi dengan dokumen resmi, seperti Delivery Order (DO) dan surat izin pendukung lain dari otoritas Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Kejawanan.
Dengan kelengkapan administrasi tersebut, aktivitas distribusi BBM dinilai telah memenuhi ketentuan perizinan yang berlaku.
Pihak PT transportir juga mengimbau agar setiap pemberitaan dari media dapat disertai konfirmasi langsung kepada perusahaan sebelum dipublikasikan.
Hal ini untuk menghindari kesalahpahaman atau tuduhan sepihak terkait status legalitas perusahaan.
“Kami terbuka terhadap konfirmasi dari media. Jangan sampai ada pemberitaan yang menyudutkan tanpa dasar atau bukti konkret,” pungkas perwakilan perusahaan.
(***)
![]()
