Gersang Melanda Cirebon Wilayah Timur dan Selatan

Cirebon-.Seperti kita memahami keadaan disaat ini, kekeringan lahan tidak terbatas kepada lahan persawahan, akan tetapi melanda juga kepada kekurangan pasokan air bersih dirumah-rumah warga. Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon mendata, lebih dari 5.000 hektar sawah terancam kekeringan hingga memasuki 2 pekan yang lalu. Dari luasan itu, 1.144 hektar di antaranya terkategori telah kekeringan, dengan kondisi kekeringan ringan 726 hektar, kekeringan sedang 196 hektar, dan kekeringan berat1 35  hektar.

Kekeringan itu pun sejauh ini telah menyebabkan beberapa hektar padi dinyatakan puso. Kondisi ini salah satunya terjadi di 12 desa di Kecamatan Waled (Waled Asem, Ciuyah, Ambit, Karang Sari, Cikulak, Cibogo, Cikulak Kidul, Cisaat, Gunung Sari, Mekar Sari, Waled Desa,
Waled Kota) dan Kecamatan Pabuaran dan tidak menutup  kemungkinan hingga ke Kecamatan yang lainnya seperti Ciledug, Babakan  dan Pabedilan.

Para petani harus menelan pil pahit setelah tanam, mereka ingin sekali menyelamatkan sekitar 500 hektar tanaman padi agar jangan gagal panen akibat kekurangan air. Keberadaan Waduk Darma dan pasokan air lainnya cukup kurang memenuhi kebutuhan para petani akan pengairan sawah mereka.

“Banyak lahan garapan petani di Desa saya, tapi sekarang kekeringan. Mereka takut gagal panen semua karena kekurangan air. Sudah menyedot air dari kali, tapi tetap kurang, Kalau seandainya bantuan Pompa 8 P Kata u1 Borpantek yang diperkirakan mampu menyediakan
lahan 5 hektar saja ada. Mungkin itu sudah cukup memadai bagi para petani. Masalahnya ada lahan-lahan tanah Dangkal,  tanah sedang dan tanah dalam yang harus di perhatikan,”tutur Pejabat Kuwu Waled Asem, Rustam.

Sementara, kekeringan juga berpotensi membuat sejumlah Kecamatan di seputaran Cirebon Timur Selatan krisis air bersih. Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon, Eman Sulaeman menyebut, potensi krisis air terjadi di setidaknya 63 desa di 23 Kecamatan dari 40 Kecamatan se-Kabupaten Cirebon.

“Cakupan wilayah potensi krisis air bersih tahun ini lebih besar dibanding tahun sebelumnya,”katanya. Tahun lalu, sedikitnya 12 Kecamatan dilanda krisis air bersih. Pihaknya menyalurkan 1,7 juta liter air selama kemarau tahun lalu.

Tahun ini, cetusnya, sudah ada beberapa desa yang mulai meminta bantuan airb  bersih. Sejauh ini, beberapa desa yang sudah mengajukan di antaranya Kreyo, Klangenan, Slangit, Gebang Ilir, Greged, dan Waled.

“Kami sudah salurkan air bersih kw beberapa desa. Untuk ini, kami kerjasama dengan perusahaan melalui CSR mereka untuk penyaluran air bersih ke desa-desa,”paparnya.

Solusi lain untuk mengurangi dampak krisis air bersih, diantaranya adalah membuat sumur pantek.  Namun,sumur pantek memiliki resiko tinggi terhadap lingkungan sekitar.

Menurutnya, krisis air bersih menjadi bencana  tahunan di Kabupaten Cirebon. Guna menanggulangi krisis air bersih, salah satu solusi utama berupa perubahan pola hidup, di antaranya tak boros air dan memanen air hujan. (Dh.Adi)

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *