jejakkasus.co.id, CIREBON – Kasus HIV/AIDS dari kategori Lelaki Seks Lelaki (LSL) dalam kurun waktu 7 bulan terakhir ini mendominasi jumlah kasus di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat (Jabar).
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon mencatat, sejak Januari hingga Juli 2022 jumlah total kasus yang ditemukan Dinkes mencapai 197 kasus. Itu artinya ada peningkatan drastis kasus HIV/AIDS dalam kurun waktu tersebut.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 46 kasus baru yang ditemukan Dinkes sejak tahun lalu itu berasal dari kategori LSL. Kategori tersebut menjadi Fenomena Gunung Es yang jumlahnya bisa saja jauh lebih banyak dari jumlah yang ditemukan.
Sub Koordinator Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Bidang P2P pada Dinkes Kabupaten Cirebon dr. Lukman Denianto mengatakan, di periode Januari hingga Juli 2022 ini, sedikitnya ada 46 kasus baru yang ditemukan di Kabupaten Cirebon untuk kategori LSL.
“Kriteria Populasi Kunci kita lakukan screening, untuk LSL ini paling banyak jumlahnya, dalam 7 bulan terakhir saja ada 46 kasus baru,” ujar Lukman Denianto, Rabu (31/08/2022).
Lukman menerangkan, bertambahnya kasus baru HIV/AIDS tersebut bisa terjadi karena beberapa faktor. Dari mulai perilaku seks yang tidak aman, seperti tidak menggunakan pengaman atau Kondom hingga perilaku sering berganti-ganti pasangan.
Selain itu, penggunaan Narkoba dengan Jarum Suntik juga membuat potensi penyebaran HIV/AIDS menjadi semakin besar.
Lukman mengaku, terkejut saat aktif di P2PM Dinkes dalam setahun ini ketika mengetahui tingginya data kasus LSL di Kabupaten Cirebon. Hal tersebut membuktikan, potensi perilaku Seks Sesama Jenis di Kabupaten Cirebon cukup tinggi.
“Saya inikan belum lama di P2PM, awalnya kaget juga, masa sih LSL di Cirebon angkanya begitu tinggi. Nah, ini PR kita bersama, bagaimana menekan angka kasus dengan mengubah perilaku seks tidak aman,” kata Lukman.
Lanjut Lukman, di tahun 2021 kemarin angkanya justru sangat tinggi, yakni dari 232 kasus HIV/AIDS baru yang ditemukan, ada 83 kasus positif dari kategori LSL.
Jumlah tersebut menjadi jumlah kasus terbesar dari Populasi Kunci yang discreening oleh Dinkes Kabupaten Cirebon.
Lukman menyebut, hampir setiap tahun jumlah positif kasus HIV pada kategori LSL selalu tinggi. Padahal, sosialisasi dan edukasi, baik oleh Dinas maupun Relawan terus dilakukan secara intensif. Selain LSL, kasus HIV yang juga masif ditemukan dari Populasi Kunci di tahun 2022 ini adalah untuk kategori penderita TBC dengan 38 kasus.
Kemudian, Warga Binaan Pemasyarakatan dengan 17 kasus, pasangan risiko tinggi 23 kasus, Ibu Hamil 10 kasus dan lain-lain 54 kasus.
“Untuk HIV sendiri ada window periode, dimana butuh waktu kasus tersebut dari kontak pertama sampai bergejala biasanya 10 tahunan waktunya. Sampai saat ini, HIV/AIDS sendiri belum ada obatnya, yang bisa dilakukan adalah menekan jumlah viraloadnya, virus ini menyerang sistem kekebalan tubuh,” jelas.
Lukman menambahkan, kesadaran untuk melakukan pencegahan penyebaran HIV harus menjadi tugas bersama. Dinkes dibantu beberapa Organisasi yang concern pada masalah HIV juga sudah melakukan sosialisasi dan edukasi. Selain itu, dibantu juga oleh Relawan yang tidak henti-hentinya menyampaikan bahaya dari HIV/AIDS. (Hasan/Red)