jejakkasus.co.id, CIREBON – Wakil Bupati (Wabup) Cirebon Hj. Wahyu Tjiptaningsh, S.E., M.M., meninjau Kandang Ternak milik Kelompok Tani Ternak Sapi (KTTS) Pengguyangan Desa Jatimerta, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat (Jabar), Kamis (7/7/2022).
Hal itu dilakukan, lantaran merebaknya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada Hewan Ternak, khususnya Sapi dan Domba membuat masyarakat khawatir, terlebih menjelang Hari Raya Idul Adha, tidak sedikit warga yang ragu akan kualitas Hewan yang akan dikurbankan.
Berbagai langkah telah dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon, dia ntaranya adalah memberikan sosialisasi pelaksanaan Kurban ditengah wabah PMK, dan juga memeriksa langsung kondisi Hewan Kurban di Kandang.
Seperti yang dilakukan Wakil Bupati Cirebon Hj. Wahyu Tjiptaningsih (Ayu sapaan akrabnya) saat mengunjungi salah satu Kandang milik Kelompok Tani Ternak Sapi (KTTS) Pengguyangan Desa Jatimerta, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon.
Sidak ini juga sekaligus memastikan kondisi Hewan Ternak di dalam Kandang tersebut dalam keadaan sehat dari PMK maupun penyakit lainnya.
Ayu menjelaskan, tercatat ada 53 desa dari 23 kecamatan yang terdampak PMK. Untuk jumlah Tewan ternaknya sendiri mencapai ribuan.
“Ada sekitar 1500 ekor Ternak yang terkena PMK. Sudah 500 ekor dinyatakan sembuh. Artinya, hingga saat ini ada peningkatan kesembuhan Hewan yang terkena PMK,” kata Ayu.
Ayu mengungkapkan, Pemkab Cirebon kesulitan dalam melakukan penanganan terhadap wabah PMK ini, karena tidak sedikit anggaran yang dibutuhkan dalam memberikan pengobatan maupun pencegahan Hewan Ternak terhadap PMK.
“Bantuan Biaya Tak Terduga (BTT), baik dari Pemerintah Daerah, Provinsi sudah ada, tetapi Pemkab juga menerima bantuan CSR untuk penanganan, seperti pembelian obat dan vaksin. (Bantuan CSR) ini jelas membantu, karena anggaran kita tidak memungkinkan,” kata Ayu.
Disamping itu, Ayu juga merasa senang dengan langkah yang dilakukan Peternak dalam menghadapi wabah PMK. Khususnya, di lokasi yang didatangi, para Peternak sudah lebih paham cara mencegah maupun mengobati PMK.
“Mereka para Peternak menggunakan Jamu untuk menjaga kesehatan Sapi, sehingga sekarang kondisi Sapi di Jatimerta dalam keadaan fit dan siap untuk Kurban. Kalau ada Sapi yang terkena PMK, mereka tidak menjualnya,” ujar Ayu.
Pada kesempatannya, Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon drh. Encus Suswaningsih mengatakan, kebutuhan Hewan Kurban di Kabupaten Cirebon sendiri mencapai belasan ribu ekor, dan dengan adanya wabah PMK, meyakini ada penurunan jumlah.
“Kalau Domba biasa kisarannya 13 sampai 15 ribu ekor. Sedangkan, Sapi mencapai 15 ribu ekor yang buat Kurban. Akan tetapi, tahun sekarang kemungkinan berkurang akibat PMK. Untuk data pasti, kita belum bisa sebut, karena biasanya satu sampai dua minggu setelah hari Tasrik. Data, nantinya kita kalkulasikan terlebih dahulu,” ujar drh. Encus Suswaningsih.
Disinggung jumlah kebutuhan keseluruhan tanpa terpengaruh Idul Adha, ia menyebut, kebutuhan Sapi jenis Pedaging yang masuk Kabupaten Cirebon mencapai 18 ribu ekor per tahunnya.
“90 persen Sapi di Kabupaten Cirebon didapatkan dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Namun, Sapi Impor lebih dominan dari Sapi Lokal,” kata drh. Encus Suswaningsih.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Ternak Sapi Desa Jatimerta Jumadi mengatakan, ada 203 Sapi yang ada di Kelompok. Namun, ada sebagian yang mati akibat PMK.
“Ada 11 ekor Sapi yang dijagal paksa dan empat mati akibat PMK. Sapi yang mati langsung dikubur. Sebelumnya, ada beberapa Sapi milik kelompoknya yang terkena PMK. Awal PMK ada tujuh Sapi yang kena, itu tertular dari Ternak sebelah. Namun, kami langsung tangani dan sekarang sudah sembuh semua,” pungkasnya. (Sakur/Red)