jejakkasus.co.id, PEMALANG – Suasana berbeda tampak di Dusun Pondok Nangka, RT 01 hingga RT 07 RW 02, Kelurahan Beluk, Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Jalan utama yang biasanya lengang, pada Senin (18/8/2025) dipadati ratusan warga yang tumpah ruah mengikuti karnaval kemerdekaan.
Usai upacara pengibaran bendera Merah Putih, desa ini seolah menjelma menjadi panggung besar. Anak-anak, remaja, hingga orang tua larut dalam perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia.
Karnaval yang diikuti seluruh warga Pondok Nangka dan Kelurahan Beluk itu menjadi simbol pesta rakyat sekaligus wadah kebersamaan yang menyatukan budaya, kreativitas, dan kerja keras. Kepala Desa Beluk, Rinto, S.M., menyebut kemeriahan ini sebagai cermin pembangunan yang sedang berlangsung di desanya.
“Kalau warga bisa bersatu merayakan kemerdekaan, mereka juga bisa bersatu membangun desa. Karnaval ini bukti bahwa semangat optimisme masih tumbuh, khususnya dari warga Pondok Nangka dan seluruh warga Beluk. Itu modal terpenting kami,” ujarnya.
Karnaval Penuh Kreativitas
Sehari sebelum karnaval, warga lebih dulu menggelar beragam lomba khas 17-an seperti balap karung, makan kerupuk, hingga memasukkan jarum ke dalam botol.
Pantauan di lapangan, karnaval berlangsung meriah. Warga tampil dengan pakaian adat berwarna-warni, kostum kreatif, hingga memamerkan hasil karya unik, salah satunya patung dinosaurus lengkap dengan ornamen khas kemerdekaan.
Barisan demi barisan berjalan beriringan di bawah terik matahari. Remaja laki-laki tampak gagah dengan seragam, sementara perempuan tampil anggun dengan kebaya. Anak-anak pun ikut mencuri perhatian dengan riasan wajah khas suku adat Jawa maupun daerah Nusantara lainnya.
Peran Besar Kaum Ibu
Karnaval juga dimeriahkan oleh ibu-ibu Pondok Nangka yang dikomandoi perangkat desa, Rusdi, bersama dukungan para ketua RT. Mereka tampil kompak mengenakan kebaya hitam dengan mahkota sunting Bali berwarna keemasan, sambil menampilkan tarian sederhana yang diiringi musik tradisional hingga ke halaman Kantor Desa Beluk.
Semangat gotong royong warga terlihat sejak jauh hari. Para ibu bahu-membahu menyiapkan kostum, menghias halaman rumah, serta mempercantik jalan dengan bendera Merah Putih dan lampu hias.
“Dengan adanya karnaval ini, kami ingin desa terlihat bersih, indah, dan semakin kompak. Kalau sudah terbiasa kerja sama, membangun jalan atau posyandu juga lebih mudah,” ujar salah satu warga.
Makna Kemerdekaan
Dalam penutupannya, Kades Rinto menegaskan bahwa kemerdekaan tidak hanya dirayakan lewat simbol bendera, melainkan juga diwujudkan dengan kerja nyata membangun desa.
“Kemerdekaan itu bukan hanya melawan penjajah. Di desa ini, kemerdekaan berarti petani bisa panen, anak-anak bisa sekolah, dan warga hidup rukun serta kompak. Itulah makna sesungguhnya,” pungkasnya.
(Kholik M)