jejakkasus.co.id, CIREBON – Anggota Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Selly Andriany Gantina menyoroti proses Skrining Kesehatan terhadap Calon Jemaah Haji (Calhaj) Indonesia saat akan berangkat ke Tanah Suci.
Pasalnya, saat monitoring di Arab Saudi, Selly menemukan ada Jemaah Haji Indonesia yang sakit pascaoperasi saat masih di Indonesia.
“Ada Jemaah asal Indramayu yang kondisinya sakit pascaoperasi, sehingga perlu penanganan medis secara intensif,” ungkap Selly yang Komisi-nya merupakan mitra kerja Kemenag ini, dalam keterangan persnya, Minggu (3/7/2022).
“Terutama, luka pascaoperasi. Karena keterbatasan tenaga medis, sehingga harus dirujuk ke Klinik Sektor,” ujar Selly.
Anggota Fraksi PDI Perjuangan dari Dapil VIII Jawa Barat (Cirebon-Indramayu) itu menambahkan, ada juga Jemaah Haji dari Kabupaten Cirebon yang mengalami kecelakaan Patah Tulang Kaki karena terjatuh.
“Sehingga, harus mendapatkan perawatan di RS saat di Madinah. Tapi, Alhamdulillah, saat ini sudah mulai bergabung masuk Makkah, meskipun kondisi Kaki-nya masih harus di-gips,” jelas Selly.
Menurut Selly, berdasarkan hasil evaluasi sementara, penyelenggaraan Haji Tahun 2022, salah satunya ialah kendala pada proses Skrining Kesehatan awal ketika di Indonesia.
“Proses Skrining Kesehatan awal di Indonesia yang tidak begitu ketat, terutama saat akan memberangkatkan Jemaah dari daerah dan Embarkasi,” tutur Selly.
Lanjut Selly, sehingga Jemaah Haji yang memiliki riwayat penyakit bawaan, terkadang tidak terdeteksi dan dianggap sepele.
“Padahal, seringkali kambuh saat sudah sampai di Makkah atau Madinah,” terang Selly.
Selly menilai, seluruh Jemaah Haji dari Cirebon dan Indramayu yang ia kunjungi relatif lebih baik dibandingkan dengan Jemaah Haji dari wilayah lain. Ketersediaan makanan untuk Jemaah Haji juga terjamin dan laik.
“Kita sudah menyarankan, agar Jemaah menjaga stamina, karena menjelang Arafah dan suhu sedang terik-teriknya. Tapi, tidak menyurutkan keinginan mereka untuk beribadah,” pungkasnya. (Sakur/Red)