jejakkasus.co.id, TASIKMALAYA – Kebebasan pers kembali tercoreng oleh tindakan oknum aparat desa. Kepala Desa Parungponteng, Kecamatan Parungponteng, Kabupaten Tasikmalaya, Entis Sutisna, diduga melontarkan ucapan tidak pantas bahkan menginstruksikan penangkapan terhadap seorang wartawan di depan umum.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, insiden itu bermula ketika wartawan melakukan konfirmasi melalui telepon terkait pembangunan Dana Alokasi Khusus (DAK) di wilayah desa setempat.
Dalam percakapan tersebut, kepala desa Entis Sutisna diduga meminta wartawan untuk menemui bendahara desa guna menyerahkan sejumlah uang dengan alasan biaya bensin.
Namun, ketika wartawan meninjau langsung pembangunan DAK, suasana justru memanas.
Sang kepala desa Parungponteng diduga mengarahkan sejumlah orang untuk menangkap wartawan tersebut.
Wartawan menegaskan, dirinya sama sekali tidak melakukan pemerasan maupun pemaksaan dalam menjalankan tugas jurnalistik.
Tidak hanya itu, kepala desa juga sempat menyinggung program Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A). Ia mempertanyakan dana kelompok P3A yang dititipkan ke bendahara desa, padahal secara aturan pengelolaan dana P3A bukan menjadi ranah kewenangan kepala desa.
Dugaan intervensi ini memunculkan indikasi adanya praktik nepotisme dalam pengelolaan program desa.
Lebih jauh lagi, di hadapan masyarakat, Entis Sutisna diduga menyampaikan kalimat bernada intimidasi dengan menyinggung bahwa dirinya memiliki saudara seorang jenderal.
Ucapan ini dinilai sebagai bentuk tekanan psikologis terhadap wartawan yang sedang bertugas.
Tindakan kepala desa tersebut kini menuai kecaman. Para pemerhati kebebasan pers menilai, sikap arogansi dan dugaan intimidasi terhadap wartawan tidak bisa ditoleransi.
Sebab, profesi wartawan dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers.
Masyarakat pun berharap aparat penegak hukum segera turun tangan untuk mengusut dugaan pelanggaran ini, agar tidak menjadi preseden buruk bagi iklim kebebasan pers serta tata kelola pemerintahan desa di Kabupaten Tasikmalaya.
(Tim)
