Sumsel: FMPL Siap Gelar Aksi Unjuk Rasa, Soroti Isu Strategis di Kabupaten Lahat

jejakkasus.co.id, LAHAT – Puluhan pemuda dan aktivis yang tergabung dalam Forum Masyarakat Peduli Lahat (FMPL) menggelar diskusi terbuka di kediaman Aprizal Muslim, Kelurahan Pagar Agung, Kecamatan Lahat, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, pada Rabu (2/7/2025). Pertemuan ini menjadi ajang konsolidasi sekaligus pematangan rencana aksi unjuk rasa terkait berbagai persoalan krusial di Kabupaten Lahat.49

Kegiatan tersebut dihadiri oleh sejumlah tokoh dan aktivis lokal, di antaranya Aprizal Muslim, Saryono Anwar, M. Aspril, Aris Toteles (Ayeng), Tubagus M. Sukli, Nata Birohiri, Ishak Nasroni (Ujang), Hendri S., M. Abdu, Harris Patumuna, Bambang Haryanto, Saniwan Juarsah, Ivan, Ilham, Yeri, Elan Setiawan, Yudi, Robi, Bambang M., Novita, Ferli Fauzi, Miguan, serta beberapa peserta lainnya.

Dalam sambutannya, Aprizal Muslim menegaskan bahwa FMPL akan segera menggelar aksi unjuk rasa sebagai bentuk penyampaian aspirasi masyarakat terkait sejumlah isu penting.

“Saya akan fokus membahas dan menyiapkan data tentang realisasi dana pokok pikiran (Pokir) anggota DPRD Kabupaten Lahat. Ini penting untuk keterbukaan informasi dan pengawasan publik,” tegas Aprizal.

Saryono Anwar turut menyoroti persoalan tambang, khususnya terkait izin usaha pertambangan (IUP), IUPK, dan HGU tambang batubara yang beroperasi di wilayah Lahat. Ia menilai banyak kejanggalan dalam prosedur perizinan dan aktivitas eksplorasi.

“Banyak pelanggaran prosedur eksplorasi batubara. Kita akan sampaikan ke pihak pemerintah agar ditindaklanjuti secara serius,” ujarnya.

Di bidang pendidikan, Bambang Haryanto menyoroti dugaan pungutan liar (pungli) serta ketidaksesuaian penggunaan dana BOS di sekolah-sekolah.

“Orangtua siswa terus dibebani dengan berbagai iuran. Kita akan sampaikan keresahan ini dalam aksi nanti,” jelasnya.

Sementara itu, Aris Toteles (Ayeng) menekankan perlunya tindakan tegas atas peristiwa ambruknya Jembatan Muara Lawai di Kecamatan Merapi Timur, yang diduga akibat aktivitas angkutan batu bara.

“Jembatan itu adalah urat nadi penghubung dua kabupaten. Sebelum ada jalan khusus untuk angkutan batu bara, kami minta agar aktivitasnya dihentikan sementara. Jika perlu, kita gelar aksi penyetopan bersama masyarakat,” tegas Ayeng.

Ishak Nasroni (Ujang) mengangkat isu pengelolaan Dana Desa (DD) dan Dana Kelurahan, yang menurutnya perlu diawasi lebih ketat agar tepat sasaran.

“Kita mengingatkan kepala desa dan penegak hukum agar tidak terjadi penyalahgunaan dana negara,” ujarnya.

Hendri S. menambahkan bahwa FMPL juga akan menyuarakan isu lingkungan serta penerapan peraturan daerah mengenai peredaran miras, narkoba, dan hiburan malam.

“Baru tadi malam ada kejadian tikam-tikaman akibat miras di pesta malam. Ini bukti nyata bahwa penegakan aturan masih lemah,” ungkapnya.

Elan Setiawan menegaskan bahwa gerakan ini bukan bertujuan menjatuhkan pemerintahan, namun mendorong perbaikan dan kepedulian bersama.

“Kita hadir untuk mengingatkan semua pihak. Lihat saja kejadian ambruknya jembatan Muara Lawai. Ini menunjukkan bahwa Lahat sedang tidak baik-baik saja,” katanya.

Setelah mendengarkan berbagai pendapat dan pemaparan materi, disepakati bahwa FMPL akan segera menggelar aksi unjuk rasa dalam waktu dekat, dengan membawa seluruh isu strategis yang telah dibahas untuk disampaikan secara terbuka kepada pemerintah, DPRD, dan aparat penegak hukum.

(Oby/Ical)

Editor: Fauzy Rasidi